Header Ads

Detik Tempo Dulu : Tradisi Surat Menyurat di Zaman Dahulu

Detik.in, 19/06/2017 – Guys, sebelum kita mengenal layanan pesan singkat seperti Email, SMS, BBM, WhatsApp, dll mungkin dulu kita sering berkirim surat melalui pos. Tentu saja orang yang akan kita surati, yang akan kita beri kabar jauh letaknya, entah di luar daerah, luar pulau, luar kota, dst; surat itulah salah satu cara berkomunikasi.

Namun, sekarang peran kertas surat melalui pos sudang tergantikan oleh adanya Email, berbagai Media Sosial yang makin canggih, serta beragam aplikasi chat yang ada di HP kamu.

retro-socmed-crop

Berbagai medsos yang makin canggih via naningisme.wordpress.com

Setiap tanggal 9 Oktober, kita memperingti Hari Surat Menyurat Sedunia (World Post Day). Ya, surat menyurat mempunyai makna dan sejarah yang panjang dalam peradaban manusia. Tradisi surat menyurat sudah ada sejak zaman beribu-ribu tahun yang lalu.

Kegiatan surat-menyurat pertama di dunia sudah dimulai di Mesir pada 2000 SM. Uniknya, saat itu surat ditulis pada sebuah mangkuk, papirus, atau pun kain linen, kemudian dibungkus dengan kain,kulit binatang, atau sayuran, untuk dikirim.

Sedangkan, di Indonesia sendiri tradisi surat-menyurat sudah ada sejak zaman kerajaan. Tahukah kamu? saat itu surat ditulis di atas batu, kayu, atau kertas yang terbuat dari kulit bambu. Sejak Belanda datang ke Indonesia pengiriman surat semakin berkembang.

Pengertian Surat - Surat Daun Lontar

Surat jaman dulu – surat daun lontar via gudang-pengertian.blogspot.com

Hari surat-menyurat internasional atau biasa disebut World Post Day diperingati setiap tanggal 9 Oktober. Ide ini muncul pertama kali pada kongres UPU (Universal Postal Union atau Uni Pos Sedunia) di Ottawa, Kanada tahun 1957.

Lalu, mengapa dipilih tanggal 9 Oktober? Karena pada tanggal 9 Oktober 1874 merupakan tanggal pendirian Serikat Pos Dunia (Universal Post Union – UPU) yang diresmikan di Bern, Swiss. Kini sudah lebih dari 180 unit pos Negara yang tergabung dalam serikat ini.

Dengan kata lain, peresmian atau pendirian UPU pada 9 Oktober 1874 di Bern, Swiss tersebut sekaligus ditetapkannya sebagai hari Pos Sedunia. Di Indonesia Hari Pos Sedunia lebih dikenal dengan istilah Hari Surat Menyurat Internasional.

Surat begitu penting menjadi salah satu sumber yang dipercaya dalam sejarah. Mengutip Thomas Mellon, seorang penulis Amerika dalam bukunya Yours Ever, People On Their Letter (2009), surat merupakan denyut nadi dari sejarah, detak jantung sebuah biografi.

Biasanya di Hari Surat Menyurat Internasional ini ada banyak diadakan kegiatan untuk merayakannya. Tujuan diadakannya peringatan Hari Pos Sedunia (Hari Surat Menyurat Internasional), untuk mengingatkan kita, bahwa pelayanan pos juga membantu dan berperan dalam hal memajukan ekonomi serta sosial sebuah Negara (dunia).

IMG_0017

Indonesian Stamps via http://ift.tt/2tDs0g8

Hampir seluruh kantor pos di dunia akan menerbitkan perangko khusus yang unik dan limited edition. Nah, buat kamu yang hobi mengumpulkan perangko atau yang akrab disebut filateli, pasti akan ramai-rami berburu perangko eksklusif. Kemudian berkumpul bersama berbagi perangko, sharing dalam hal surat-menyurat. Seru juga yah..

Well, di jaman yang serba kilat ber-SMS, ber-Chat ria, ber-Email seperti sekarang ini, masih adakah orang yang berkirim surat melalui pos? Namun, seiring dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi, kebutuhan manusia untuk mengakses informasi secara cepat dan akurat pun semakin tak terbendung. (Baca Juga: Karena Kecanggihan Teknologi, Kini Aktivitas Surat Menyurat Mulai Ditinggalkan).

Padahal, melalui surat kita dapat turut ambil bagian dalam menciptakan keharmonisan dunia, berkirim surat kepada siapa saja orang yang kita cintai, sayangi, bahkan orang yang kita benci sekalipun untuk menyampaikan kata-kata, perasaan, dan ekspresi kepada mereka.

So, sudahkah kamu menulis surat hari ini?



from DETIK NEWS http://ift.tt/2sFtI3g
via IFTTT

No comments

Powered by Blogger.